Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ikut angkat bicara tentang kasus adanya siswa kelas 2 SD yang pekerjaan rumah (PR) Matematika-nya hanya mendapat nilai 20 meski menurut kakak yang mengajarinya jawabannya benar.
Foto soal PR Matematika itu diunggah di Facebook dan mendapat berbagai reaksi. Ada yang setuju meski terbalik yang terpenting jika dijumlah hasilnya sama. Namun ada juga yang menganggap nilai yang diberikan guru sudah tepat.
Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, menilai guru agaknya kurang memahami tentang dua aspek penilaian dalam Kurikulum 2013. Pada kurikulum baru itu siswa harus diajarkan kemampuan dan penalaran. Untuk kasus di atas, sebenarnya siswa menggunakan nalarnya.
Ibnu mengatakan, dalam kasus di atas, guru memberikan soal 4+4+4+4+4+4=...x...=.... Menurutnya, untuk menyelesaikan soal itu siswa berhak menjawab sesuai penalarannya yang menurutnya mendekati jawaban yang dimaksud.
Bisa saja si siswa memberikan jawaban sesuai penalarannya, yaitu 4x6 atau 6x4. Itu tidak salah, karena dalam penalaran tidak harus memberikan satu jawaban. Jika dia penalarannya mengasosiasikan 4x6 bisa benar, 6x4 juga benar
Menurutnya guru yang telah mendapat pelatihan Kurikulum 2013 bisa mengimplementasikan penilaian Kurikulum 2013 dengan baik pada siswa. Humas Kemendikbud ini segera mengingatkan pihak Dinas Pendidikan terkait untuk menindaklanjuti kasus ini.
"Seharusnya tidak terjadi itu, tidak musim lagi guru yang tidak sesuai dengan pikirannya lalu dianggap salah. Itukan nalar dia, harusnya penalarannya dihargai gurunya, selama masih masuk nalar boleh dong, kecuali hasilnya menjadi kurang," kata Ibnu.
sumber : sekolahdasar.net